Untuk menjadi CEO tidak cukup hanya berbekal pengetahuan, modal dan leadership. Seorang CEO harus pandai membaca peluang melalui kekuatan naluri yang kadang tidak bisa diperoleh di bangku sekolah atau kuliah.
Ia harus mampu mencari celah agar produk atau jasa yang dihasilkan bisa b ersaing dengan produk kompetitor, atau bahkan bisa tampil beda sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi produk/jasa itu sendiri.
Inovasi, efisiensi dan kerja keras menjadi faktor penentu keberhasilan seorang CEO dalam menjalankan perusahaan sehingga bisa tumbuh dan berkembang dan memberikan keuntungan yang maksimal bagi perusahaan.
McKinsey merangkum beberapa aspek atau faktor dalam penyusunan strategi perusahaan yang memberikan nilai tambah yang lebih tinggi. Pertama, menciptakan bisnis baru. Kedua, memasuki pasar yang berpotensi, atau justru sebaliknya keluar dari pasar tersebut jika tidak memungkinkan untuk mengembangkan lebih jauh.
Ketiga, merestrukturisasi organisasi agar lebih efisien. Keempat, mendorong terjadinya perubahan-perubahan yang cukup drastis sehingga terjadi kembali peningkatan. Kelima, melakukan perubahan terhadap pembelanjaan masing-masing portofolio (harta dan kekuatan) perusahaan. Keenam, meninjau dan melakukan perubahan termasuk alur agar lebih cepat, tetap atau lebih efektif, dan lebih efisien.
Ketuju, mengubah dan menempatkan orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan pada tempatnya. Berbagai strategi di atas tidak selalu berjalan mulus. Kadang ada saja tesistensi terutama dari internal perusahaan. Di sinilah kelihaian sang CEO dalam mengatasi kendala dan hambatan dalam melaksanakan strategi dimaksud.